Everyone Can Be a Journalist

Selasa, 24 Juni 2014

Selamat Ulang tahun Yayasan PKP

Oleh: Fatimah Kusuma
Happy Birthday to you, happy birthday to you. Happy birthday, happy birthday, happy birthday to you..........”
                                                                        ***
            Sekolah. Betapa bangganya aku menjadi bagian dari sekolahku. Aku Putri, seorang siswi di salah satu sekolah di PKP Jakarta Islamic School. Sekolah swasta ternama, terbaik, dan terhebat yang kukenal. Selalu ku pamerkan kebanggaanku bersekolah di sekolah tercinta ini, sekolah dengan luas 18 ha, memiliki danau yang indah dengan air mancur di tengahnya, lapangan sepak bola yang luas, lapangan teater yang besar, wall climbing yang tinggi, kantin yang bersih dan semuanya yang baik.
            “Search aja di google. Pondok Karya Pembangunan Jakarta Islamic School. Nanti ketemu, deh,kataku suatu kali kepada temanku di Sumenep yang bertanya tentang sekolahku.
            “Iya dong. Di sekolahku kan ada artisnya. Tahu Vebby Palwinta  enggak? Yang kemarin di Mamamia? Yang main sinetron Arti Sahabat dan membintangi beberapa iklan. Ia sekolah di sekolahku,ucapku bangga saat aku pulang ke Sumenep dan berbagi cerita kepada teman-temanku.
            “Wah, keren ya. Terus di sekolahmu ada apa lagi, Put?” tanyanya lagi.
            Sekolahku punya banyak ekskul, sekolahku luas, punya danau, besar. Gabung antara TK, MTs, SMA, SMK 1, SMK 2 dan STIKes. Jadi, kita semua sudah seperti saudara. Saling mengenal satu dan yang lainnya. Bertukar pikiran antar unit. Keren.” Maklum saja, di Sumenep Madura sana, tak ada yayasan yang menggabungkan beberapa unit dari TK sampai SMA.
            Gimana sekolah di sana, Sayang?” tanya ayah. Aku berada sangat jauh dengan ayah. Ayah tetap tinggal di Sumenep, sementara aku bersama kakak ayah di Jakarta.
            “Senang, Yah. Aku bebas mengekspresikan kemampuanku di sini. Guru-guru dan teman-teman bahkan lingkungan sekolah sangat mendukung.” Aku bersemangat menceritakan kepada Ayah.
                                                                        ***
            Denger-denger Pak Presiden diundang ya nanti tablig akbar HUT PKP?” temanku bertanya tentang presiden RI yang akan hadir di acara tabligh akbar nanti.
            “Ah masa? Memangnya yakin akan datang? Kupikir tidak. Bukankah saat ini beliau sedang sibuk?” temanku yang satu menanggapi tak mau kalah.
“Kalau ke sini kan juga bisa jadi ajang silaturahmi. Aku seneng pak presiden kesini,          kataku yang memang mengagumi sosok presiden.
“Yaaa, kamu berbeda, Put. Kamu memang suka. Bagaimana kalau nanti pak presiden tidak dapat memenuhi undangan?” tanya temanku.
“Aku punya cara,jawabku mantap.
                                                            ***
                                                                                    Jakarta, 29 Maret 2014-03-28
                                                                                    Di ruang kelas sekolah tercinta
Assalamualaikum Wr.Wb.
Mohon maaf sebelumnya jika saya sangat lancang mengirim surat pribadi kepada bapak yang terhormat. Saya hanya ingin mempraktikkan kemampuan menulis surat pribadi yang pernah guru bahasa Indonesia saya ajarkan pada semester pertama, tetapi saya juga ingin melalui surat ini menyampaikan keinginan saya kepada Bapak.
Bapak Presiden yang terhormat.
Bagaimana keadaan Bapak? Semoga Bapak dan keluarga selalu diberi kesehatan oleh Allah SWT.
Betapa senangnya saya ketika mengetahui bahwa Bapak dalam keadaan sehat walafiat. Saya berharap, Bapak dapat menjadi presiden yang baik untuk pemimpin-pemimpin daerah serta kami semua warga Indonesia. Doa untuk kesuksesan Bapak menjadi seorang pemimpin selalu saya panjatkan kepada Allah agar senantiasa mendapat ridho Allah atas apa-apa yang Bapak lakukan.
Bapak Presiden yang terhormat.
Tiga puluh April nanti, yayasan sekolah saya berulang tahun ke-38. Usia yang sangat mapan. Usia dewasa untuk sebagian orang. Saya dengar, Bapak mendapat undangan untuk menghadiri acara tabligh akbar di Yayasan Pondok Karya Pembangunan, sebuah yayasan yang berada dalam naungan pemerintah. Saya mendapat tugas, jika nanti Bapak hadir, saya harus mewawancarai Bapak. Saya sangat ingin sekali bertatap muka dan berbicara langsung dengan Bapak melalui tugas saya ini. Saya berharap, Bapak bisa menghadiri undangan dari yayasan nanti.
Demikian surat dari saya, Bapak Presiden terhormat. Semoga sukses selalu menjadi milik Bapak dan seluruh warga serta negara Indonesia. Amiin ya Rabbal Alamiin.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
                                                            ***
“Put, Pak Presiden datang. Sedang ada di masjid Baitushshidqi.” Informasi dari salah satu temanku, Gita. Aku bergegas menuju masjid untuk mewawancarai orang nomor satu di negeri ini.
“Assalamualaikum, Pak Presiden.”
“Waalaikumsalam. Wah ini pasti Putri yang saat itu mengirimi saya surat? Sudah saya baca. Pasti mau wawancara untuk tugas, ya?” sangat ramah. Aku begitu kagum pada beliau, dan kini aku berdiri di hadapannya.
Aku pun memulai wawancara, dibantu salah satu teman sebagai fotografer. Aku mencatat semua apa jawaban dari Bapak Presiden atas pertanyaanku pada beliau. Aku mengakhirinya dengan meminta biodata lengkap kepada beliau serta foto bersama yang tak mungkin bisa kulupakan.
“Bagaimana, sudah selesai tugasnya?” tanyanya kepadaku.
“Alhamdulillah, terimakasih Bapak sudah mau hadir,ucapku.
“Ya, sama-sama. Selamat ulang tahun ya untuk sekolahmu, yayasan PKP Jakarta Islamic School. Sukses terus seperti surat yang kamu tuliskan. Sekali lagi selamat ulang tahun,katanya berdoa untuk sekolahku.
Tugas ini selesai, acara ini selesai. PKP-ku telah bertambah umurnya menjadi semakin dewasa. Doaku, semoga selalu mencetak prestasi dan diberi kemudahan untuk para siswa dan siswinya menggapai cita-cita. Amiin.
 Selamat ulang tahun PKP Jakarta Islamic School. Semoga sukses selalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar